cover
Contact Name
asep miftahudin
Contact Email
donztsm@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bagas.afyad@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
The Indonesian Journal of Infectious Diseases
ISSN : 23546077     EISSN : 25991698     DOI : -
The Indonesian Journal of Infectious Disese (IJID) is a peer-reviewed journal published by RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. It specializes in infectious disease : emerging disease, new emerging disease issues and tropical medicine). IJID has been published twice a year in Indonesian since 2013 and started from 2018 IJID will be fully published in Open Journal System (OJS).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease" : 5 Documents clear
Gambaran Karakteristik Dan Pemberian Anti Difteri Serum (ADS) Pada Pasien Difteri Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2014-2016 Anita Puspitasari Dyah Nugroho; Dedet Hidayati; Maya Marinda Montain; Kunti Wijiarti; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.147 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.62

Abstract

Latar Belakang: Difteri merupakan penyakit infeksi akut disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae. Data surveilans Bidang Epidemiologi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, kasus difteri tahun 2014-2016 antara lain 3 kasus, 16 kasus, dan 37 kasus (CFR 3.40%). Besarnya kebutuhan ADS di RSPI SS ternyata disertai dengan kejadian stock out ADS di Instalasi Farmasi. Tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran karakteristik dan pemberian ADS pada pasien difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Metode: Kuantitatif deskriptif melalui data sekunder berkas Instalasi Rekam Medik dan Farmasi, berjumlah 56. Hasil: Proporsi terbesar antara lain: usia 6-11 tahun (41.5%), jenis kelamin laki-laki (54.7%), asal wilayah DKI Jakarta (50.9%), asal rujukan RS Swasta (54.7). Hasil kultur positif tahun 2015 sebesar 2 kasus dan pada tahun 2016 sebesar 4 kasus. Tahun 2014 jumlah pemberian ADS terpenuhi sebesar 6 vial, tahun 2015 terpenuhi sebesar 43 vial dan tahun 2016 sebesar 99 vial, terpenuhi sebesar 92.5 vial. Kesimpulan: Ketidaksesuaian pemberian ADS terjadi pada tahun 2016. Saran: ADS harus selalu tersedia karena merupakan pengobatan utama pasien difteri
Kajian Analisis Kinerja Surveilans Epidemiologi Pada Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015 Jamiatul Hoer; Siti Maemun
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1544.993 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.65

Abstract

Latar Belakang: Peran rumah sakit didalam Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) adalah melakukan kajian epidemiologi ancaman KLB, memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB dan peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB. Penyakjt Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berpotensial KLB/Wabah yang wajib dilaporkan selambat lambatnya 1 x 24 jam. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4695/1.772.11 tanggal 29 Juli 2015 tentang Umpan Balik Laporan SARS 1x24 Jam dilaporkan bahwa kinerja pelaporan Surveilans Aktif Rumah Sakit (SARS) Penyakit Potensial KLB/Wabah di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2015 yaitu <38% (termasuk dalam kategori kurang). Tujuan kajian adalah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja surveilans aktif rumah sakit pada SKD kasus DBD di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2015. Metode: Kajian ini menggunakan metode survey explanatory, dimana data primer diperoleh melalui lembar kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui lembar isian observasi/pengamatan pada sistem/aplikasi SARS 1x24 Jam di Instalasi Rekam Medis. Hasil: SDM yang melaksanakan SARS 1x24 Jam yaitu di Instalasi Rekam Medik sebanyak satu orang, sarana prasarana yang terpasang dengan aplikasi online SARS 1x24 Jam hanya ada satu, Rekam Medik belum memiliki regulasi internal dan anggaran /dana untuk mendukung kinerja SARS 1x24 Jam. Jejaring kerja Rekam Medis terkait SARS 1x24jam adalah dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi kinerja SARS 1x24 jam di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2015 adalah sarana prasarana. 
Gambaran Kejadian TB Aktif Pada ODHA Dengan Pemberian ARV Di RSPI Prof. Dr.Sulianti Saroso Tahun 2006-2016 herlina herlina; Sucahyo Adi Nugroho; Sri Istiani; Farah Gina Arifah
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.065 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.61

Abstract

Latar Belakang: TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Infeksi HIV mengakibatkan penurunan imunitas tubuh yang progresif, sehingga infeksi TB laten akan cenderung berkembang menjadi TB aktif serta penyebaran kuman TB yang meluas tidak mampu dicegah oleh sistem imunitas tubuh. Keberadaan koinfeksi TB menambah beban bagi ODHA. Tujuan studi ini memperoleh gambaran kejadian TB aktif pada ODHA dengan pemberian ARV di RSPI-SS tahun 2006 -2016. Metode: Desain cross sectional dengan teknik Non Probability Sampling. Penelitian dilakukan di RSPI-SS. Sumber data menggunakan status rekam medik dan buku monitoring Pokja HIV-AIDS. Sampel adalah pasien HIV yang mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB serta memiliki hasil laboratorium BTA yaitu sebanyak 40 pasien. Hasil: Dari 40 ODHA yang telah mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB sebagian besar yaitu 22 (55%) dengan BTA Positif. Pasien dengan hasil BTA positif didominasi kelompok umur 18-35 Tahun yaitu 15 (83.3%), berjenis kelamin laki-laki yaitu 13 (72,2%), pendidikan SLTA yaitu 13 (72,2%), bekerja yaitu 10 (55,6%), berdomisili di DKI Jakarta yaitu 14 (77,8%), dan faktor risiko IDU/NAPZA suntik yaitu 9 (52,9%). Hasil pemeriksaan CD4 awal < 350 sel/mm3 sebagian besar negatif BTA yaitu sebanyak 22 (55%). ODHA yang tidak patuh pengobatan dan positif BTA sebanyak 6 (33.3%). Kesimpulan: ODHA cenderung terinfeksi TB. Hasil pemeriksaan BTA pada ODHA sebagian besaar dengan hasil positif.
Literature Review : Efektifitas SMS Reminder dan Wechat Dalam Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat ARV Pada Penderita HIV/AIDS NURAIDAH NURAIDAH
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.762 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.58

Abstract

Latar belakang: Aplikasi seluler SMS dan WeChat selain dapat digunakan sebagai SMS reminder juga dapat menjadi media visual untuk pendidikan kesehatan yang berisi materi pencegahan penularan HIV/AIDS, diagnosis dan pengobatan HIV/AIDS sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas SMS reminder dan WeChat dalam meningkatkan kepatuhan minum obat ARV pada penderita HIV/AIDS. Metode: Artikel ini dibuat berdasarkan literature review artikel jurnal yang berkaitan dengan inovasi mHealth lima tahun terakhir yaitu 2013-2018. Hasil: Dari  4 jurnal yang dianalisa lebih mendalam  menyebutkan efektivitas intervensi SMS dan WeChat untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV/AIDS telah menjadi bukti awal dan dibuktikan secara  klinis oleh 1 artiel yang di telaah dengan adanya penekanan jumlah virus atau viral load. Kesimpulan : Berdasarkan analisa dari jurnal jurnal yang ada metode SMS remainder dan WeChat efektif dalam meningkatkan kepatuhan minum obat  ARV pada pasien HIV/AIDS.
Literature Review : Sistem Skoring TB Anak Untuk Penegakan Diagnosis Dalam Pengendalian TB Anak Deni Lusiana
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.075 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.77

Abstract

Latar belakang: Sistem skoring TB anak merupakan pedoman untuk mendiagnosis anak terkena TB sehingga mempermudah petugas kesehatan untuk melakukan diagnosis TB pada anak. Dengan diagnosis TB anak yang tepat dapat memberikan pengobatan dan perawatan pada anak yang menderita TB dengan tepat pula, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Hal tersebut menjadi tolak ukur capaian keberhasilan program pengendalian TB anak di Indonesia.  Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat dan fungsi skoring TB anak dalam penegakan dignosis TB anak oleh petugas kesehatan supaya pengobatan TB menjadi cepat dan tepat. Metode: Artikel ini dibuat berdasarkan riview artikel yang berkaitan dengan sistem skoring TB anak dengan sumber lima tahun terakhir yaitu 2013-2019. Hasil: Dari artikel yang dianalisa menyatakan bahwa sistem skoring digunakan disemua tatanan pelayanan kesehatan tetapi juga bisa digunakan dipelayanan kesehatan dengan sarana yang terbatas untuk pemeriksaan diagnostik TB. Kesimpulan: Berdasarkan telusur literatur di Indonesia dan luar Negeri terdapat perbedaan dan persamaan item penilaian pada skoring TB anak. Walaupun pada akhirnya skoring TB anak tersebut membantu dalam penengakkan diagnosis TB paru pada anak. Skoring sudah dibakukan secara umum dan dapat digunakan oleh petugas kesehatan di semua tatanan pelayanan kesehatan sekalipun pelayanan yang masih memiliki sarana pemeriksaan dignostik yang terbatas.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 8 No. 2 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 8 No. 1 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 7, No 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 7 No. 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 7 No. 1 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 7, No 1 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 6 No. 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 6, No 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 6 No. 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 6, No 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 5 No. 2 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 5, No 2 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 5 No. 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 4 No. 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 4 No. 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 3, No 2 (2016): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 3 No. 2 (2016): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 3 No. 1 (2016): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 3, No 1 (2016): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 2, No 2 (2015): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 2, No 1 (2015): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 1, No 01 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 1, No 3 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 1, No 2 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases More Issue